Jemaat Jemaat Allah Al Maséhi

[232]

 

 

 

Perawan Maryam dan Keluarga Yesus Kristus [232]

(Edisi 1.0 19971220-19971220)

Bertentangan dengan kepercayaan populer, ibu dari Yesus Kristus tidaklah bernama Maria. Ia tidak tetap menjadi perawan dan melahirkan bagi suaminya banyak anak yang kemudian memainkan peranan penting di dalam pengembangan gereja mula-mula. Yesus Kristus sendiri mempunyai saudara sekandung lainnya, yang bersama saudara laki-laki dan keponakannya, juga memainkan peranan penting dalam gereja mula-mula. Apa yang terjadi pada mereka merupakan pengutukan yang mengejutkan bagi agama Kristen.

 

 

 

Christian Churches of God

PO Box 369,  WODEN  ACT 2606,  AUSTRALIA

 

E-mail: secretary@ccg.org

 

 

 

(Hak Cipta ã 2000 Wade Cox)

 

Makalah ini dapat diperbanyak dan didistribusikan tanpa dipungut biaya dengan syarat bahwa tak ada bagiannya yang diubah atau dihilangkan. Nama dan alamat penerbit dan pernyataan hak-cipta harus disertakan. Tidak dibenarkan untuk memungut biaya atas salinan yang didistribusikan. Kutipan singkat dapat dimuat dalam artikel kritis dan ulasan tanpa melanggar ketentuan hak-cipta.

 

Makalah ini tersedia di World Wide Web pada alamat:
http://www.logon.org dan http://www.ccg.org

 


Perawan Maryam dan Keluarga Yesus Kristus [No. 232]

 


Perawan Maryam

Alkitab cukup jelas menyatakan bahwa Sang Mesias dilahirkan dari seorang anak dara (Matius 1:23; Lukas 1:27). Jika Yesus Kristus tidak dilahirkan dari seorang perawan, Ia bukanlah Mesias, karena Firman Tuhan akan terlanggar karenanya. Nama anak dara ini adalah Maryam. Silsilahnya diberikan dalam Lukas 3 dan dijelaskan di dalam makalah Silsilah Sang Mesias [119]. Talmud Yerusalem mengakui hal ini sebagai suatu kebenaran.

 

Tak ada keraguan, menurut Alkitab, bahwa Maryam adalah seorang anak dara atau perawan. Juga tak ada keraguan, menurut Alkitab, bahwa ia tidak terus tetap menjadi perawan dan melahirkan paling tidak empat anak laki-laki lain dan sejumlah anak perempuan. Anak-anak itu disebutkan dalam banyak teks Alkitab (Matius 12:46; 13:56; Markus 6:3). Sungguh tak terbayangkan jika ia tetap berada dalam ikatan pernikahan dan tidak memberikan dirinya pada suaminya yang tentunya tidak sesuai dengan ajaran Alkitab. Pemikiran keperawanan kekal ini berasal dari aliran keagamaan Misterius Timur Dekat kuno dan agama Roma kuno.

 

Nama-nama Mesias dan keluargaNya

Nama Sang Mesias adalah Yahoshua. Variasi dari nama ini adalah Hosea, Hoshea, Yehoshua, Yeshua, Yeshuah, Yesus, Osea, Oshea, dan Yosua.

 

SHD 3091 merupakan perpaduan dari SHD 3068 Yehova dan SHD 3467 dan berarti “diselamatkan Yehova” atau “Yehova menyelamatkan”. Bentuk pendek dari nama Yehova adalah Yeho. Nama ini dianggap sebagai Yeh atau Jeh di dalam Alkitab versi King James (Mazmur 68:4), tetapi teks Elephantine menunjukkan pada kita bahwa bentuk yang sebenarnya dahulu, dan sekarang, adalah Yeho (lihat The Ancient Near East: An Anthology of Texts and Pictures, karya James Pritchard, Jilid 1, Princeton, 1958, hal. 278-279). Kita juga melihat pada Gulungan Kitab Laut Mati dalam potongan gulungan kertas berbahasa Yunani yang ditemukan dalam Gua 4 (4ALXXLevb) bahwa teks dari Imamat menggunakan bahasa Yunani dituliskan dengan huruf hidup saja tanpa menggunakan huruf hidup yang digunakan dalam Adonai atau seperti di dalam LXX tetapi lebih mendekati Yeho (juga menggunakan ima dan Alfa dan Omega) (Eyewitness to Jesus, karya Carsten Thiede, hal. 142). Urutan Alfa dan Omega mungkin juga mempunyai signifikansi tertentu dari penggunaan ini. Dengan demikian kita melihat bahwa nama pendek untuk Tuhan adalah Yeho dan bukan Yah, yang meneguhkan teks Elephantine yang dituliskan tiga abad sebelumnya. Dengan demikian, nama lengkap yang benar adalah Yahosua yang dipendekkan menjadi Yesua.

 

Di dalam pengertian yang sama, Hosea berarti “sang penebus” (merupakan turunan dari SHD 3467), sebagaimana juga Oshea dan Hosea (lihat SHD 1954).

 

Terjemahan standar ke dalam bahasa Yunani untuk Yosua atau Yahosua adalah ‘Ieous. ‘Ie untuk Yeh atau Yeho, dan sous (jamak: shou atau shous atau zhou/s) untuk shua. Ini digunakan dalam Perjanjian Lama LXX dan Perjanjian Baru, tidak hanya untuk Yesus Kristus tetapi untuk semua penggunaan nama Yosua. Yesua adalah kependekan dari kata aslinya. Variasi dari tema ini terjadi di seluruh bagian Alkitab. Bahasa Yunani harus menuliskan huruf Y dalam bentuk ‘I. Aturan tata-bahasa dalam bahasa Yunani untuk akhiran berbeda sesuai penerapannya tetapi pengertian dari bahasa Ibrani aslinya dipertahankan di dalam bahasa Ibrani yang kemudian menggunakan bahasa Aram.

 

Yudea, nama saudara Mesias kemudian dianggap menjadi Yudas dari terjemahan ‘Ioudas dalam bahasa Yunani. Yoses, akar kata dari nama adik dan saudara sepupunya, adalah ‘Iosetos dalam bahasa Yunani untuk sang saudara sepupu dan ‘Ioseph untuk sang adik (Matius 13:55 dalam Perjanjian Baru Interlinear Yunani-Inggris karya Marshall) yang jelas diambil dari nama ayah Yusuf, suami Maryam. Nama-nama ini ditutupi-tutupi dalam Alkitab versi King James dan semua Alkitab versi bahasa Inggris oleh teologi Trinitarian dan oleh aliran Mariolatri. Yames atau James sebenarnya adalah ‘Iakobus dari Yakob atau Jacob, tetapi juga ‘Iakobou tergantung pada penerapanya dan seterusnya. Anggapan bahwa Simon saudaranya dan Symeon dan Simeon, saudara sepupu dan keponakan dan keturunan mereka, juga bervariasi bersama berlalunya waktu dan bersamaan.

 

Ibu Mesias adalah Maryam. Adalah bibinya (saudara Maryam) yang menjadi istri Cleophas atau Clopas (Klopas), yang menamakan putra-putranya ‘Iakobos dan dipanggil Yacob[os] kecil atau James kecil, dan Yosetos [Yoses] (Markus 15:40). Nama-nama saudara-saudara sepupu Mesias ini berbeda dengan nama saudara-saudara kandung Yesus Kristus yang adalah ‘Iakobos atau Jacob[os] (disebut James), ‘Ioseph atau Joseph, Simon, dan ‘Ioudas (Yudas) atau Jude (dari Yudah atau Judah – Yehuda) (Matius 13:55). Adik-adik perempuan Sang Mesias tidak disebutkan. Ini adalah praktik penyusunan silsilah pada saat itu. Akan tetapi, kita dapat cukup yakin bahwa salah satunya akan menyandang nama Maryam dan, mungkin, Elisabet dan, mungkin juga, Maria.

 

Praktik unum adalah untuk menamakan cucu menurut nama kakek-nenek mereka karena tidak ada praktik standar menyangkut nama keluarga seperti yang kita kenal sekarang ini. Dengan dedmikian, nama-nama dari istri Heli atau ibu Yusuf juga akan disertakan. Nama adik laki-laki dan perempuan dan saudara sepupu Sang Mesias dengan sengaja dikaburkan dalam versi Alkitab bahasa Inggris untuk menimbulkan ilusi tentang keperawanan kekal Maryam, yang secara salah disebut Maria, dalam proses pemberhalaan. Mitos ini dipertahankan pada masa sekrang ini bahkan oleh para sejarawan Katholik yang sebenarnya mengerti – seperti misalnya Malachi Martin (lihat The Decline and Fall of the Roman Church, hal. 42-44).

Nama-nama para rasul dalam bahasa Inggris juga berbeda bahkan dari bahasa Yunaninya. Penggunaan konvensional seringkali perlu untuk dapat memperoleh percakapan yang dapat dipahami dengan seluruh dunia. Jika nama-nama sebenarnya dari orang-orang di dalam Perjanjian Baru digunakan secara benar, hampir semua percakapan yang dapat dimengerti dalam Alkitab dengan seisi dunia yang belum percaya akan menjadi sulit – bahkan mustahil.

 

Pernikahan

Ini membawa kita kepada mitos yang lain – misalnya, kehidupan selibat (tidak menikah) dalam gereja apostolik. Sebagian besar dari para rasul justru menikah. Dipahami oleh Clement, dan juga oleh Eusebius, bahwa Paulus menikah dan ini dirujukkan pada 1 Korintus 9:5 oleh NPNF yang menyatakan bahwa 1Korintus 7:8 nampak seolah mengimplikasikan hal yang sebaliknya. Jawabannya mungkin berada dalam struktur dari tulisan. Sudah tentu, dari 1 Korintus 9:5 kita mengetahui bahwa Petrus dan adik-adik dari Yesus Kristus kesemuanya menikah dan Paulus menuntut hak bahwa mereka dalam disertai oleh istri-istri mereka karena itu juga dilakukan oleh para rasul yang lain.

 

Demikianlah dipahami selama beberapa abad bahwa semua rasul menikah termasuk Paulus. Juga, Yudas, adik laki-laki Yesus Kristus, menikah dan mempunyai putra-putra. Adik laki-laki Yesus Kristus adalah Yudas, Yakobos (James), Yusuf dan Simon (Matius 13:55 Interlinear karya Marshall; dan juga tidak terdapat huruf J dalam bahasa Ibrani). Paman Yesus Kristus, Klopas juga menikah dengan Maria, ibu dari Yakobus Kecil dan Yoses. Ia juga dianggap sebagai ayah dari Symeon, uskup ke dua Yerusalem. Adalah kemiripan nama-nama ini yang memberikan peluang tumbuhnya klaim pihak Katholik bahwa adik-adik lelaki Yesus Kristus adalah sebenarnya saudara-saudara sepupunya. Akan tetapi, adik-adik Yesus Kristus dapat dengan jelas dibedakan sebagai Yakob (Yakobus Adil), bukan Yakobus Kecil (yang diterjemahkan menjadi James the Lesser) sebagaimana saudara sepupunya disebut. Teks alkitabiah Yunani membuat perbedaan nama itu amat jelas.

 

Eusebius, yang juga adalah seorang Subordinasionis Unitarian, menuduh bahwa Hegesippus mencatat bahwa Klopas adalah saudara dari Yusuf (Eusebius, NPNF seri ke dua, Jilid 1, Bab XI, hal. 146; lihat juga Buku IV, Bab 22). Yohanes 19:25 menyatakan dengan jelas bahwa Mary (Maria), istri Klopas, adalah adik dari Mary (Maryam) ibu Sang Mesias. Dengan demikian, kita mungkin mendapatkan dua pria bersaudara menikahi dua wanita bersaudara atau catatan Hegesippus salah disusun untuk menunjukkan seolah-olah Klopas adalah saudara Yusuf.

 

Yakobus Adil (adik Yesus Kristus) dan Symeon (saudara sepupu Yesus Kristus) mati syahid (lihat juga Eusebius, dalam karya di atas, Buku IV, XXII, hal. 199). Pada saat ini putra-putra Yudas adik sang Mesias mengambil-alih kepemimpinan setiap Gereja sebagai saksi-saksi dan saudara sedarah dari Yesus Kristus melalui pemerintahan Domisia hingga paling tidak pemerintahan Trajan ketika Symeon mati syahid di hadapan Attieus yang adalah gubernur pada saat itu (lihat Eusebius, dalam karya di atas, hal. 164). Eusebius juga mengkonfirmasikan bahwa Ignasius adalah uskup Antiokhia dan merupakan penerus ke dua setelah Petrus (sesudah Enodius) (lihat NPNF, dalam karya di atas, hal. 166 dan no. 4).

 

Saudara-saudara sedarah Yesus Kristus ini dipanggil para “desposyni” (desposini) yang secara harfiah dalam bahasa Yunani berarti Milik Tuhan. Nama ini secara eksklusif dipertahankan bagi saudara-saudara sedarahNya dan pada abad pertama dan setengah abad kemudian sangatlah dihormati dan ditinggikan. Keseluruhan Gereja Kristen Yahudi kuno selalu dipimpin oleh salah satu “desposinos” dan masing-masing menyandang nama-nama tradisional dalam keluarga Yesus Kristus: Zakharia, Yusuf (Joseph), Yohannes (John), Yakob (Yakobus/James), Yoses (dituliskan Joses), Simeon, Matthias dan selanjutnya, tapi tak ada seorangpun yang pernah dinamai Yesus atau Yehoshua, atau Yosua. Ada tiga garis keturunan dari keluarga Yesus yang amat terkenal dan orisinal.

 

Sejarawan gereja Katholik Roma, Malachi Martin, berusaha untuk membatasi garis keturunan desposini ini sebagai berikut di bawah ini.

Ini adalah:

Satu dari Yoakhim dan Anna, kakek-nenek kandung Yesus. Satu dari Eliasabet, saudara sepupu pertama ibu Yesus, Maria, dan suami Elisabet, Zakharia. Dan satu dari Klopas dan istrinya yang adalah juga saudara sepupu pertama dari Maria (M Martin Decline and Fall of the Roman Church, Secker and Warburg, London, 1981, hal. 42).

Ia mengakui bahwa ada banyak sekali keturunan kandung dari Yusuf (hal. 43), tetapi sebagaimana biasa dilakukan semua penganut Katholik Roma, ia nampaknya berusaha untuk menyangkal keturunan langsung mereka dari Maryam atau Maria, sekalipun ia mengakui bahwa mereka terikat para Gereja selama tahun-tahun pertama. Maria dihilangkan sebagai sepupu pertama dan bukan bersaudara seperti yang dinyatakan Alkitab.

 

Martin mencatat bahwa para keturunan mereka, sebagai pemimpin gereja, mengadakan pertemuan dengan Sylvester, uskup Roma mengenai keseluruhan keberadaan Gereja pada tahun 318 (dalam karya tersebut di atas). Kaisar menyediakan transportasi laut sampai ke Ostia untuk mereka berdelapan dan kemudian mereka menunggang keledai ke Roma dan ke Lateran dimana Sylvester hidup dengan penuh kemewahan. Mereka mengenakan pakaian wol kasar, dengan sepatu dan tutup kepala kulit. Percakapan dilakukan dalam bahasa Yunani karena mereka berbahasa Aram dan tidak memahami bahasa Latin, dan Sylvester tidak memahami bahasa Aram. Martin menganggap ada kemungkinan bahwa Yoses yang tertua diantara para Yahudi Kristen yang menjadi juru-bicara mereka. Martin menyatakan bahwa perpecahan pertama pada tahun 49 disebabkan karena hal sunat dimana Petrus dan Paulus telah terpecah dari mereka karena berkeras bahwa mereka terikat pada Taurat. Ini, tentu saja, merupakan penyimpulan yang keliru jika didasarkan pada dasar teologis di masa kemudian tetapi menunjukkan masalah yang kita lihat berkembang dari penyusupan aliran Gnostis dan akhirnya pada tahun 318 menyebabkan ketidak-sesuaian antara cara bagaimana Gereja dipimpin oleh keturunan sejati Yesus yang adalah Yahudi dengan apa yang disebut Gereja Katholik ortodoks.

Sejak Hadrian menaklukkan Yerusalem pada tahun 135, semua orang Yahudi, dan nampaknya Yahudi Kristen, telah dilarang untuk masuk ke Yerusalem. Dengan demikian, pendirian doktrinal dari sistem yang asli dipisahkan dari Yerusalem yang dipandang sebagai pusat keagamaan. Warga Yahudi Kristen merupakan satu-satunya gereja Kristen di Yerusalem hingga tahun 135. Hanya satu kali mereka meninggalkannya, yaitu sebelum penaklukkan Yerusalem oleh Titus di tahun 70, saat mereka melarikan diri ke Pella di bawah pimpinan Symean menurut catatan Martin (karya di atas). Pada tahun 72 mereka kembali ke Yerusalem. Mereka mendirikan gereja-gereja Kristen di seluruh tanah Palestina, Syria dan Mesopotamia, tetapi mereka mengalami pertentangan dengan gereja Kristen Yunani karena masalah dalam hal kepatuhan terhadap Hukum Tuhan atau Taurat. Ini menjadi pandangan Kekristenan modern karena Petrus dan Paulus telah mendirikan suatu sistem yang terpisah dengan warga Yunani, tetapi sebenarnya tidak demikian. Adalah juga layak disebutkan bahwa gelar “Paus” disandang oleh para uskup secara umum di diosis-diosis yang ada seperti di Alexandria, Yerusalem dan Antiokhia pada masa-masa awal, tetapi tidak pernah digunakan oleh para rasul.

 

Sistem pemerintahan mereka yang didasarkan pada jemaat juga menjadi persoalan. Pada tahun 318, para desposini memintah Sylvester, yang sekarang telah mendapat perlindungan Roma, untuk membatalkan konfirmasinya terhadap otoritas uskup-uskup Kristen Yunani di Yerusalem, di Antiokhia, di Efesus, dan di Alexandria, dan untuk mengangkat para uskup desposinos sebagai ganti mereka. Sebagai tambahan, mereka meminta bahwa praktik pengiriman uang tunai ke Yerusalem sebagai gereja induk, dilanjutkan. Praktik ini mudah dikenali sebagai sistem perpuluhan dari perpuluhan yang telah diberlakukan di Gereja sampai pelarangan oleh Kaisar Hadrian pada tahun 135.

 

Sylvester menolak tuntutan mereka dan mengatakan bahwa, sejak saat itu, gereja induk berada di Roma dan ia berkeras agar mereka menerima para uskup Yunani sebagai pemimpin mereka.

 

Ini merupakan dialog terakhir yang diketahui mengenai gereja penganut Sabat di benua timur yang dipimpin oleh para murid yang merupakan keturunan langsung dari saudara sedarah Sang Mesias. Dalam perkataan Martin:

Dengan adaptasinya, Sylvester, yang didukung oleh Constantine, telah memutuskan bahwa Injil Yesus Kristus harus di dasarkan pada istilah-istilah Barat dengan pola pemikiran Barat di bawah gaya Kekaisaran Romawi (dalam karya tersebut di atas, hal. 44).

 

Martin mencatat bahwa sejak saat itu mereka tidak lagi mempunyai tempat dalam struktur gereja. Mereka berhasil bertahan hidup sampai dekade pertama abad ke lima tetapi, satu demi satu, mereka menghilang.

 

Beberapa dari antara mereka menyerahkan diri di bawah otoritas gereja Roma, tetapi semata-mata sebagai individu. Beberapa lainnya menjadi tak dikenal dan dipandang sebagai aliran Kekristenan timur. Tetapi sisanya dikejar-kejar sebagai pelanggar hukum. Sebagian besar dari mereka tewas di ujung pedang tentara Romawi sebagai pelanggar hukum atau karena kelaparan karena ladang mereka yang kecil dirampas dan dipaksa untuk tinggal di kota agar dapat dikendalikan dan ditekan hingga mencapai tingkat kelahiran nihil.

 

Nasib mereka merupakan suatu kutukan luar-biasa terhadap agama yang menyatakan diri mewakili Yesus Kristus. Mereka memburu dan membunuh saudara sedarah mereka karena mereka memegang pendirian menentang sistem yang dinyatakan berasal dari mereka. Adalah menjadi tentangan semua orang bahwa mereka sebenarnya mengajar sekaligus mempraktikkan. Mitos mengenai Perawan Maria, yang bahkan bukan nama yang sebenarnya, secara sebagian dipaksakan untuk menutup-nutupi pembantaian yang mengerikan terhadap keturunan Maria, dan keturunan saudara-saudaranya, yang patuh terhadap Hukum Tuhan dan Putra Sulungnya, Yahoshua, Sang Putra Allah.

q