Jemaat Jemaat Allah Al Maséhi

 

[285]

 

 

 

Jum’at: Persiapan untuk Sabat

(Edisi 3.0 19991208-20080127-20091117)

 

Hari keenam dalam minggu, yang sekarang dinamakan Jum’aat dalam Islam, telah menjadi hari kudus yang berdiri sendiri sehingga hari Sabat diabaikan. Yudaisme hanya memahami sebagian daripadanya dan Kekristenan Trinitarian sama sekali mengabaikannya. Persiapan untuk Sabat dan Hari Sabat diabadikan dalam hukum alkitabiah dan kitab Al Qur’an. Apakah artinya? Apakah yang disebut Api pada hari Sabat? Bagaimana hubungannya dengan Hari Jema’ah atau Jum'at?

 

 

Christian Churches of God

PO Box 369,  WODEN  ACT 2606,  AUSTRALIA

 

E-mail: secretary@ccg.org

 

 

(Hakcipta ã 1999 Wade Cox dengan input daripada Jemaat Kansas City, ed. 2008, 2009)

 

Makalah ini dapat diperbanyak dan didistribusikan tanpa dipungut biaya dengan syarat bahwa tak ada bagiannya yang diubah atau dihilangkan. Nama dan alamat penerbit dan pernyataan hak-cipta harus disertakan. Tidak dibenarkan untuk memungut biaya atas salinan yang didistribusikan. Kutipan singkat dapat dimuat dalam artikel kritis dan ulasan tanpa melanggar ketentuan hak-cipta.

 

Makalah ini tersedia di World Wide Web pada alamat:
http://www.logon.org dan http://www.ccg.org

 


Jum’at: Persiapan untuk Sabat [285]

 


Jum'at: Persiapan Sabat

Hari persiapan Sabat, hari yang dikenal di dunia barat dengan nama Friday (hari Jum'at), adalah masa yang dikenal sebagai yaum (Yom) al Juma’ah dalam Islam. Di Indonesia dan Malaysia ini ialah hari Jum'at. Hari tersebut adalah bagian yang amat penting dan merupakan persiapan untuk menghadapi Sabat, dan hari ini telah diabaikan dalam Yudaisme maupun Kekristenan dan salah dimengerti dalam Islam.

 

Hari ini mempunyai arti yang penting dalam nubuatan dan akan dikaji secara layaknya nubuatan sesudah aspek-aspek fisiknya dijelaskan. Salat Jum'at merupakan sebuah aspek utama dalam sistem Sabat dan persiapan yang harus dilakukan pada hari tersebut merupakan bagian yang tak terpisahkan dari Sabat itu sendiri dan merupakan persiapan terhadap kedatangan Sang Mesias.

 

Bahkan tak dapat diingkari bahwa istilah Jum'at (Juma'at - Jama'ah - Jema'at) atau Kongregasi (berkumpulnya umat) itu sendiri telah salah diterapkan dibandingkan dengan istilah yang semula digunakan oleh nabi Muhammad. Kongregasi sebenarnya dilakukan pada sore hari menyambut saat-saat korban petang untuk Sabat akan dimulai, dan jema'at berkumpul untuk memulai ibadah.

 

Perintah Tuhan yang Ke Empat

Keluaran 20:8-11 Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat: 9 enam hari lamanya engkau akan bekerja dan melakukan segala pekerjaanmu, 10 tetapi hari ke tujuh adalah hari Sabat Tuhan, Allahmu; maka jangan melakukan sesuatu pekerjaan, engkau atau anakmu laki-laki, atau anakmu perempuan, atau hambamu laki-laki, atau hambamu perempuan, atau hewanmu atau orang asing yang di tempat kediamanmu. 11 Sebab enam hari lamanya Tuhan menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya, dan Ia berhenti pada hari ke tujuh; itulah sebabnya Tuhan memberkati hari Sabat dan menguduskannya.

 

Keluaran 20:8-11, atau secara spesifik Keluaran 20:9-10, melarang pekerjaan pada hari Sabat. Fakta bahwa para imam dan pendeta bekerja pada hari Sabat tidaklah membatalkan perintah ini. Mereka melakukan kewajiban mereka sesuai dengan peraturan lain yang merupakan bagian dari ketentuan turunan yang berkaitan dengan Perintah Tuhan yang Ke Empat.

 

Pentingnya untuk menjaga kekudusan Sabat, untuk tidak membatalkan Sabat dengan melakukan pekerjaan, adalah instruksi terakhir yang diberikan kepada Musa sebelum loh batu bertuliskan Sepuluh Perintah Tuhan diberikan kepadanya. Ini merupakan pelambang perjanjian dan hukum Tuhan yang berlaku bagi umatNya.

 

Keluaran 31:12-18 Berfirmanlah Tuhan kepada Musa: 13 "Katakanlah kepada orang Israel, demikian: Akan tetapi hari-hari SabatKu harus kamu pelihara, sebab itulah peringatan antara Aku dan kamu, turun-temurun, sehingga kamu mengetahui, bahwa Akulah Tuhan, yang menguduskan kamu. 14 Haruslah kamu pelihara hari Sabat, sebab itulah hari kudus bagimu; siapa yang melanggar kekudusan hari Sabat itu, pastilah ia dihukum mati, sebab setiap orang yang melakukan pekerjaan pada hari itu, orang itu harus dilenyapkan dari antara bangsanya. 15 Enam hari lamanya boleh dilakukan pekerjaan, tetapi pada hari yang ke tujuh haruslah ada sabat, hari perhentian penuh, hari kudus bagi Tuhan: setiap orang yang melakukan pekerjaan pada hari Sabat, pastilah ia dihukum mati. 16 Maka haruslah orang Israel memelihara hari Sabat, dengan merayakan sabat, turun-temurn, menjadi perjanjian kekal. 17 Antara Aku dan orang Israel maka inilah suatu peringatan untuk selama-lamanya, sebab enamhari lamanya Tuhan menjadikan langit dan bumi, dan pada hari yang ke tujuh Ia berhenti bekerja untuk beristirahat." 18 Dan Tuhan memberikan kepada Musa, setelah Ia selesai berbicara dengan dia di gunung Sinai, kedua loh hukum Allah, loh batu, yang ditulisi oleh jari Allah.

 

Menjaga kekudusan Sabat juga termasuk menghadiri persekutuan, sebagaimana diajarkan oleh Paulus, sang Rasul:

Ibrani 10:23-25 Marilah kita teguh berpegang pada pengakuan tentang pengharapan kita, sebab Ia, yang menjanjikannya, setia. 24 Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik. 25 Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukanya menjelang hari Tuhan yang mendekat.

 

Melakukan persekutuan (kebaktian) pada hari Sabat merupakan titah Tuhan sebagaimana dinyatakan dalam Imamat:

Imamat 23:1-3 Tuhan berfirman kepada Musa: 2 "Berbicaralah kepada orang Israel dan katakan kepada mereka: Hari-hari raya yang ditetapkan Tuhan yang harus kamu maklumkan sebagai waktu pertemuan kudus, waktu perayaan yang Kutetapkan, adalah yang berikut. 3 Enam hari lamanya boleh dilakukan pekerjaan, tetapi pada hari yang ke tujuh haruslah ada sabat, hari perhentian penuh, yakni hari pertemuan kudus; janganlah kamu melakukan sesuatu pekerjaan; itulah sabat bagi Tuhan di segala tempat kediamanmu.

 

Kata dalam bahasa Ibrani untuk berkumpul (bersekutu) adalah migra, yang berarti memanggil untuk berkumpul, sebagaimana dinyatakan dalam Konkordansi Analitis "Young". Migra adalah kata bahasa Ibrani yang digunakan dalam Imamat 23:4-44 untuk semua pertemuan kudus dan yang juga diperintahkan untuk hari Sabat.

 

Untuk membantu umatNya menjaga kekudusan hari Sabat, Tuhan memberi mereka hari yang ke enam sebagai hari persiapan. Ia memerintahkan Jema'ah atau Hari Persiapan.

 

Perintah Hari Persiapan

Keluaran 16:1-21 Setelah mereka berangkat dari Elim, tibalah segenap jemaah Israel di padang gurun Sin, yang terletak di antara Elim dan gunung Sinai, pada hari yang ke limabelas bulan yang ke dua, sejak mereka keluar dari tanah Mesir. 2 Di padang gurun itu bersungut-sungutlah segenap jemaah Israel kepada Musa dan Harun; 3 dan berkata kepada mereka: ”Ah, kalau kami mati tadinya di tanah Mesir oleh tangan TUHAN ketika kami duduk menghadapi kuali berisi daging dan makan roti sampai kenyang! Sebab kamu membawa kami keluar ke padang gurun ini untuk membunuh seluruh jemaah ini dengan kelaparan.” 4 Lalu berfirmanlah TUHAN kepada Musa: ”Sesungguhnya Aku akan menurunkan dari langit hujan roti bagimu; maka bangsa itu akan keluar dan memungut tiap-tiap hari sebanyak yang perlu untuk sehari, supaya mereka Kucoba, apakah mereka hidup menurut hukumKu atau tidak. 5 Dan pada hari yang ke enam, apabila mereka memasak yang dibawa mereka pulang, maka yang dibawa itu akan terdapat dua kali lipat banyaknya dari apa yang dipungut mereka sehari-hari.” 6 Sesudah itu berkatalah Musa dan Harun kepada seluruh orang Israel: ”Petang ini kamu akan mengetahui bahwa Tuhanlah yang telah membawa kamu keluar dari tanah Mesir. 7 Dan besok pagi kamu melihat kemuliaan Tuhan, karena Ia telah mendengar sungut-sungutmu kepadaNya. Sebab, apalah kami ini maka kamu bersungut-sungut kepada kami?” 8 Lagi kata Musa: ”Jika memang TUHAN yang memberi kamu makan daging pada waktu petang dan makan roti sampai kenyang pada waktu pagi, karena TUHAN telah mendengar sungut-sungutmu yang kamu sungut-sungutkan kepadaNya – apalah kami ini? Bukan kepada kami sungut-sungutmu itu, tetapi kepada TUHAN.” 9 Kata Musa kepada Harun: ”Katakanlah kepada segenap jemaah Israel: Marilah dekat ke hadapan TUHAN, sebab Ia telah mendengar sungut-sungutmu.” 10 Dan sedang Harun berbicara kepada segenap jemaah Israel, mereka memalingkan mukanya ke arah padang gurun – maka tampaklah kemuliaan TUHAN dalam awan. 11 Lalu berfirmanlah TUHAN kepada Musa: 12 ”Aku telah mendengar sungut-sungut orang Israel; katakanlah kepada mereka: Pada waktu senja kamu akan makan.daging dan pada waktu pagi kamu akan kenyang makan roti; maka kamu akan mengetahui, bahwa Akulah TUHAN, Allahmu.” 13 Pada waktu petang datanglah berduyun-duyun burung puyuh yang menutupi perkemahan itu; dan pada waktu pagi terletaklah embun sekeliling perkemahan itu. 14 Ketika embun itu telah menguap, tampaklah pada permukaan padang gurun sesuatu yang halus, sesuatu yang seperti sisik, halus seperti embun beku di bumi. 15 Ketika orang Israel melihatnya, berkatalah mereka seorang kepada yang lain: ”Apakah ini?” Sebab mereka tidak tahu apa itu. Tetapi Musa berkata kepada mereka: ”Inilah roti yang diberikan TUHAN kepadamu menjadi makananmu. 16 Beginilah perintah TUHAN: Pungutlah itu, tiap-tiap orang menurut keperluannya; masing-masing kamu boleh mengambil untuk seisi kemahnya, segomer seorang, menurut jumlah jiwa.” 17 Demikianlah diperbuat orang Israel; mereka mengumpulkan, ada yang banyak, ada yang sedikit. 18 Ketika mereka menakarnya dengan gomer, maka orang yang mengumpulkan banyak, tidak kelebihan dan orang yang mengumpulkan sedikit, tidak kekurangan. Tiap-tiap orang mengumpulkan menurut keperluannya. 19 Musa berkata kepada mereka: ”Seorangpun tidak boleh meninggalkan dari padanya sampai pagi.” 20 Tetapi ada yang tidak mendengarkan Musa dan meninggalkan dari padanya sampai pagi, lalu berulat dan berbau busuk. Maka Musa menjadi marah kepada mereka. 21 Setiap pagi mereka memungutnya, tiap-tiap orang menurut keperluannya; tetapi ketika matahari panas, cairlah itu.

 

Perhatikan komentar tentang persiapan yang berikut ini:

Keluaran 16:22-30 Dan pada hari yang ke enam mereka memungut roti itu dua kali lipat banyaknya, dua gomer untuk tiap-tiap orang; dan datanglah semua pemimpin jemaah memberitahukannya kepada Musa. 23 Lalu berkatalah Musa kepada mereka: ”Inilah yang dimaksudkan TUHAN: Besok adalah hari perhentian penuh, sabat yang kudus bagi TUHAN; maka roti yang perlu kamu bakar, bakarlah, dan apa yang perlu kamu masak, masaklah; dan segala kelebihannya biarkanlah di tempatnya untuk disimpan sampai pagi.” 24 Mereka membiarkannya di tempatnya sampai keesokan harinya, seperti yang diperintahkan Musa; lalu tidaklah berbau busuk dan tidak ada ulat di dalamnya. 25 Selanjutaya kata Musa: ”Makanlah itu pada hari ini, sebab hari ini adalah sabat untuk TUHAN, pada hari ini tidaklah kamu mendapatnya di padang. 26 Enam hari lamanya kamu memungutnya, tetapi pada hari yang ke tujuh ada sabat; maka roti itu tidak ada pada hari itu.” 27 Tetapi ketika pada hari ke tujuh ada dari bangsa itu yang keluar memungutnya, tidaklah mereka mendapatnya. 28 Sebab itu TUHAN berfirman kepada Musa: ”Berapa lama lagi kamu menolak mengikuti segala perintahKu dan hukumKu? 29 Perhatikanlah, TUHAN telah memberikan sabat itu kepadamu; itulah sebabnya pada hari ke enam Ia memberikan kepadamu roti untuk dua hari. Tinggallah kamu di tempatmu masing-masing, seorangpun tidak boleh keluar dari tempatnya pada hari ke tujuh itu.” 30 Lalu beristirahatlah bangsa itu pada hari ke tujuh.

 

Dalam instruksiNya mengenai Hari Persiapan, Tuhan menggunakan persiapan makanan secara umum sebagai contoh dari pekerjaan sekuler yang tidak boleh dilakukan pada hari Sabat. Persiapan makanan secara umum seperti memanggang dan merebus atau mendidih untuk keperluan Sabat, harus dilakukan pada hari ke enam yang merupakan hari persiapan. Hal ini diuraikan dengan jelas dalam ayat-ayat di atas maupun yang berikut ini:

Keluaran 16:5 Dan pada hari yang ke enam, apabila mereka memasak yang dibawa mereka pulang, maka yang dibawa itu akan terdapat dua kali lipat banyaknya dari apa yang dipungut mereka sehari-hari.”

 

Keluaran 16:22-23 Dan pada hari yang ke enam mereka memungut roti itu dua kali lipat banyaknya, dua gomer untuk tiap-tiap orang; dan datanglah semua pemimpin jemaah memberitahukannya kepada Musa. 23 Lalu berkatalah Musa kepada mereka: ”Inilah yang dimaksudkan TUHAN: Besok adalah hari perhentian penuh, sabat yang kudus bagi TUHAN; maka roti yang perlu kamu bakar, bakarlah, dan apa yang perlu kamu masak, masaklah; dan segala kelebihannya biarkanlah di tempatnya untuk disimpan sampai pagi.”

 

Keluaran 16 memberikan instruksi agar makanan untuk Sabat harus dikumpulkan dan harus dipersiapkan, yang mencakup memasaknya, pada hari yang ke enam, hari persiapan. Mengumpulkan atau menyiapkan makanan pada hari Sabat, haruslah hanya terbatas pada ketentuan yang diuraikan di bawah ini.

 

Dalam Keluaran 22:23 Musa menyatakan bahwa Tuhan memerintahkan agar kerja memasak dan merebus porsi ganda harus dilakukan pada hari yang ke enam. Orang Farisi kemudian melalui tradisi mereka menetapkan sesuatu yang berlebihan (Matius 12:2). Mereka menyamakan perbuatan Yesus memakan biji-bijian langsung dari dahan tempatnya bergantung, dengan mengumpulkan makanan.

Matius 12:1-8 Pada waktu itu, pada hari Sabat, Yesus berjalan di laddang gandum. Karena lapar, murid-muridNya memetik bulir gandum dan memakannya. 2 Melihat itu, berkatalah orang-orang Farisi kepadaNya: “Lihatlah, murid-muridMu berbuat sesuatu yang tidak diperbolehkan pada hari Sabat.” 3 Tetapi jawab Yesus kepada mereka: “Tidakkah kamu baca apa yang dilakukan Daud, ketika ia dan mereka yang mengikutinya lapar, 4 bagaimana ia masuk ke dalam Rumah Allah dan bagaimana mereka makan roti sajian yang tidak boleh dimakan, baik olehnya maupun oleh mereka yang mengikutinya, kecuali oleh imam-imam? 5 Atau tidakkah kamu baca dalam kitab Taurat, bahwa pada hari-hari Sabat, imam-imam melanggar hukum Sabat di dalam Bait Allah, namun tidak bersalah? 6 Aku berkata kepadamu: Di sini ada yang melebihi Bait Allah. 7 Jika memang kamu mengerti maksud firman ini: Yang kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, tentu kamu tidak menghukum orang yang tidak bersalah. 8 Karena Anak Manusia adalah Tuhan atas hari Sabat.

Disini Yesus Kristus menyebut mengenai para imam, yang melanggar ketentuan tersebut di dalam bait Tuhan namun tetap tidak bersalah. Mereka menyalakan api dan menyiapkan makanan dan korban pada setiap Sabat dan Hari-hari Raya sebagaimana yang akan kita lihat di bawah.

 

Dengan cara yang sama, hukum Tuhan mengizinkan seseorang untuk mengumpulkan dengan tangannya, makanan dari ladang. Ia tidak dibolehkan memakai sabit, tetapi boleh mengumpulkan makanan, dalam situasi yang mendesak, untuk keperluannya sendiri. Yesus Kristus melakukan hal itu pada hari Sabat dan tetap tidak berdosa. Dengan kata lain, interpretasi kaum Farisi terhadap hukum Tuhan adalah keliru dan mereka tidak memahami fakta tersebut karena hubungan mereka dengan Tuhan telah rusak.

 

Dalam teks ini pemahaman yang benar terhadap hukum Tuhan disajikan. Selama memang mungkin semua persiapan harus dilakukan untuk memasak dan merebus dalam persiapan makanan secara umum pada hari sebelum hari Sabat, hari ke enam dalam minggu yang dikenal sebagai hari Jama'ah atau Jum'at dalam pemahaman sekuler.

 

Dalam ayat-ayat Firman Tuhan yang disajikan di atas, Tuhan memberikan instruksiNya untuk hari persiapan. Dalam teks ini dinyatakan bahwa hari tersebut adalah hari ke enam dan bahwa mereka diharuskan menyiapkan porsi ganda. Instruksi hari ke enam dari Tuhan mencakup juga instruksi untuk memasak dan merebus makanan yang dikumpulkan pada hari ke enam.

 

Hari saat Yesus dikorbankan merupakan hari persiapan yang paling penting di sepanjang tahun tersebut. Itu adalah hari ke empatbelas dari bulan pertama yang merupakan hari menjelang Paskah, Sabat Agung yang pertama dari Hari Raya Roti Tidak Beragi.

 

Matius 27:62-64 Keesokan harinya, yaitu sesudah hari persiapan, datanglah imam-imam kepala dan orang-orang Farisi bersama-sama menghadap Pilatus, 63 dan mereka berkata: “Tuan, kami ingat, bahwa si penyesat itu sewaktu hidupNya berkata: Sesudah tiga hari Aku akan bangkit. 64 Karena itu perintahkanlah untuk menjaga kubur itu sampai hari yang ke tiga; jikalau tidak, murid-muridNya mungkin datang untuk mencuri Dia, lalu mengatakan kepada rakyat: Ia telah bangkit dari antara orang mati, sehingga penyesatan yang terakhir akan lebih buruk akibatnya dari yang pertama.”

 

Markus 15:42-43 Sementara itu hari mulai malam, dan hari itu adalah hari persiapan, yaitu hari menjelang Sabat. 43 Karena itu Yusuf, orang Arimatea, seorang anggota Majelis besar yang terkemuka, yang juga menanti-nantikan Kerajaan Allah, memberanikan diri menghadap Pilatus dan meminta mayat Yesus.

 

Lukas 23:54 Hari itu adalah hari persiapan dan sabat hampir mulai. (Yunani: fajar hari Sabat merekah)

 

Yohanes 19:14 Sesudah berkata demikian ia menoleh ke belakang dan melihat Yesus berediri di situ, tetapi ia tidak tahu, bahwa itu adalah Yesus.

 

Yohanes 19:31 Karena hari itu hari persiapan dan supaya pada hari Sabat mayat-mayat itu tidak tinggal tergantung pada kayu salib – sebab Sabat itu adalah hari yang besar – maka datanglah orang-orang Yahudi kepada Pilatus dan meminta kepadanya supaya kaki orang-orang itu dipatahkan dan mayat-mayatnya diturunkan.

 

Yohanes 19:42 Karena hari itu hari persiapan orang Yahudi, sedang kubur itu tidak jauh letaknya, maka mereka meletakkan mayat Yesus ke situ.

Yesus Kristus adalah Paskah yang dipersiapkan pada hari Persiapan tersebut - Paskah kita dan Roti Tidak Beragi kita.

 

Yohanes 6:45-51 Ada tertulis dalam kitab nabi-nabi: Dan mereka semua akan diajar oleh Allah. Dan setiap orang, yang telah mendengar dan menerima pengajaran dari Bapa, datang kepadaKu. 46 Hal itu tidak berarti, bahwa ada orang yang telah melihat Bapa. Hanya Dia yang datang dari Allah, Dialah yang telah melihat Bapa. 47 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya, ia mempunyai hidup yang kekal. 48 Akulah roti hidup. 49 Nenek moyangmu telah makan manna di padang gurun dan mereka telah mati. 50 Inilah roti yang turun dari surga: Barangsiapa makan daripadanya, ia tidak akan mati. 51 Akulah roti hidup yang telah turun dari surga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya, dan roti yang Kuberikan itu ialah dagingKu, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia.

 

Teks ini menunjukkan bahwa pemahaman terhadap hukum Tuhan merupakan pemberian Roh Kudus dan bukan melalui penerapan yang menurut pemahaman diri-sendiri sebagaimana yang kita lihat pada orang Farisi. Penerapan dari hukum yang menyangkut persiapan makanan dan penyalaan api tanpa memperhatikan teks lain yang membahas hal yang sama menimbulkan pandangan yang menyimpang dan cacat terhadap hukum Tuhan. Pandangan ini membebankan dosa atas Yesus Kristus sebagaimana yang kita dapati di atas dan membuat orang harus duduk di ruang yang gelap dan memakan makanan yang dingin.

 

Api pada Hari Sabat

Keluaran 35:3 Janganlah kamu memasang api dimanapun dalam tempat kediamanmu pada hari Sabat.

 

Teks ini telah menimbulkan begitu banyak kebingungan dan akhirnya menyebabkan orang tidak menyalakan api untuk penghangat ataupun untuk memasak pada hari Sabat. Istilah untuk api dalam hal ini (SHD 784) merupakan istilah generik dan adalah istilah yang sama dengan yang digunakan untuk api secara umum.

 

Akan tetapi, hukum Tuhan menuntut supaya api harus dinyalakan pada hari Sabat di dalam bait Tuhan dan menentukan bahwa domba Paskah dimasak dan dimakan di setiap tempat kediaman di seluruh Israel, pada malam Hari Raya Pertama yang adalah Hari Raya Roti Tidak Beragi (Keluaran 12:1-9, terutama ayat 6 s/d 9).

 

Keluaran 12:6-9 Kamu harus mengurungnya sampai hari yang keempatbelas bulan ini; lalu seluruh jemaah Israel yang berkumpul, harus menyembelihnya pada waktu senja. 7 Kemudian dari darahnya haruslah diambil sedikit dan dibubuhkan pada kedua tiang pintu dan pada ambang atas, pada rumah-rumah di mana orang memakannya. 8 Dagingnya harus dimakan mereka pada malam itu juga; yang dipanggang mereka harus makan dengan roti yang tidak beragi beserta sayur pahit. 9 Janganlah kamu memakannya mentah atau direbus dalam air; hanya dipanggang di api, lengkap dengan kepalanya dan betisnya dan isi perutnya.

 

Yang dimaksud adalah untuk dipanggang dengan api.

 

Teks di dalam Ulangan 16:7 menunjukkan bahwa ketentuan Paskah merupakan kebalikan dari Paskah yang pertama, dimana yang pertama adalah di dalam rumah di wilayah Mesir, dan yang ke dua adalah di luar ruangan rumah bilamana kita diletakkan dalam warisan kita.

Ulangan 16:5-7 Dan ia berkata kepada Korah dan segenap kumpulannya: “besok pagi Tuhan akan memberitahukan, siapa kepunyaanNya, dan siapa yang kudus, dan Ia akan memperbolehkan orang itu mendekat kepadaNya; orang yang akan dipilihNya akan diperbolehkanNya mendekat kepadaNya. 6 Perbuatlah begini: ambillah perbaraan-perbaraan, hai Korah, dan kamu segeenap kumpulannya, 7 bubuhlah api ke dalamnya dan taruhlah ukupan di atasnya, di hadapan Tuhan pada eesok hari, dan orang yang akan dipilih Tuhan, dialah yang kudus. Cukuplah itu, hai orang-orang Lewi!”

 

Dengan demikian dapat diajukan argumentasi bahwa api tidaklah dinyalakan dalam tempat-tempat kediaman. Akan tetapi, api untuk Sabat, Bulan Baru dan Hari-hari Raya yang digunakan untuk memasak persembahan Terumah, persembahan yang diberikan kepada raja untuk penyediaan daging untuk pesta perayaan, dilakukan atas dasar perintah dan termaktub di dalam Yehezkiel 45:16-17 dan juga dalam Yehezkiel 45:18-25. Korban persembahan itu dimakan di Israel.

 

Yehezkiel 45:16-17 Seluruh penduduk negeri harus mempersembahkan persembahan khusus ini kepada raja di Israel. 17 Dan rajalah yang bertanggung-jawab mengenai korban bakaran, korban sajian, korban curahan pada hari-hari raya, bulan-bulan baru, hari-hari Sabat dan pada setiap perayaan kaum Israel. Ialah yang akan mengolah korban penghapus dosa, korban sajian, korban bakaran dan korban keselamatan untuk mengadakan pendamaian bagi kaum Israel.

 

Dengan demikian seluruh bangsa Israel diperintahkan untuk berpartisipasi dan untuk memberikan cukup sumbangan kepada raja untuk menjamin tersedianya korban persembahan bagi seluruh rakyat, sehingga semua orang dapat memperolehnya tanpa mempersoalkan berapa pendapatan pribadinya, pada setiap Sabat, Bulan Baru dan hari-hari raya.

 

Demikianlah penyalaan api pada hari Sabat dan Bulan Baru dan Hari-hari Raya bukan hanya diizinkan, melainkan justru diperintahkan. Tidak ada kontradiksi yang terdapat dalam Hukum Tuhan. Dengan demikian maka ada sebuah penjelasan untuk sebuah masalah yang jelas dan jawabannya ada dalam Keluaran 35:4 dan seterusnya.

 

Tulisan tersebut selanjutnya menjelaskan mengenai pembangunan Tabernakel. Tiga ayat yang pertama dari Keluaran 35 mencakup mengenai hari Sabat dan hari-hari kerja. Dari konteksnya dapat diperoleh kejelasan mengenai maksudnya. Api yang dinyalakan adalah api pekerjaan dan api tersebut berkaitan dengan pelaksanaan ataus sumber suatu pekerjaan, bahkan termasuk pembangunan tabernakel Tuhan. Tidak boleh ada kegiatan pekerjaan atau pembangunan, atau pembuatan atau pembentukan dengan api, yang boleh dilakukan pada hari Sabat.

 

Perbedaan dalam Penyiapan Makanan

Dengan demikian persyaratan yang ada adalah bahwa semua penyiapan makanan harus dilakukan pada hari persiapan tetapi pembakaran bagian daging dapat dilakukan pada hari Sabat atau Hari-hari Kudus dan merupakan sesuatu yang diwajibkan oleh Hukum Tuhan, untuk dilakukan para raja dan dalam bait Tuhan.

 

Oleh karena itu ketentuan ini juga tidak mengikat hal penyalaan api untuk penghangat, yang di banyak pelosok dunia merupakan suatu keharusan untuk dapat bertahan hidup. Bila penyalaan api tersebut dibutuhkan maka hari persiapan harus digunakan untuk pengumpulan kayu bakar, karena pengumpulan kayu untuk bahan bakar dan untuk memasak secara eksplisit adalah sesuatu yang dilarang. Adalah untuk alasan ini Yesus Kristus memakan biji-bijian mentah di ladang pada hari Sabat (Matius 12:2). Hukuman untuk mengumpulkan sesuatu pada hari Sabat adalah hukuman mati. Karena itu pekerjaan apapun yang berhubungan dengan hal ini pada hari Sabat akan menjadi pelanggaran atas Hukum Tuhan dan syarat utama pada kebangkitan kedua dan harus dihukum dengan hukuman mati.

 

Bilangan 15:32-36 Ketika orang Israel ada di padang gurun, didapati merekalah seorang yang mengumpulkan kayu api pada hari sabat. 33 Lalu orang-orang yang mendapati dia sedang mengumpulkan kayu api itu, menghadapkan ddia kepada Musa dan Harun dan segenap umat itu. 34 Orang itu dimasukkan dalam tahanan, oleh karena beelum ditentukan apa yang harus dilakukan kepadanya. 35 Lalu berfirmanlah Tuhan kepada Musa: “Orang itu pastilah dihukum mati, segenap umat Israel harus melontari dia dengan batu di luar tempat perkemahan.” 36 Lalu segenap umat menggiring dia ke luar tempat perkemahan, kemudian dia dilontari dengan batu, sehingga ia mati, seperti yang difirmankan Tuhan kepada Musa.

Orang itu dilempari batu karena mengumpulkan kayu api pada hari Sabat dan bukan untuk memasak atau berusaha memasak pada hari Sabat. Dengan demikian pekerjaan persiapan harus dilakukan sebelumnya dan pembakarannya sendiri boleh dilakukan dalam proses penyajian korban dan persembahan dan untuk perayaan Sabat, tetapi memanggang dan mendidih atau merebus serta penyiapan makanan secara umum haruslah disiapkan pada hari persiapan atau sebelumnya.

 

Mendidih air saja untuk membuat teh atau untuk nasi dan sebagainya atau untuk mencuci bukanlah merebus dan bukan saja diizinkan tetapi diperlukan untuk kesihatan asas dan dilaksanakan dalam Bait Suci.

 

Sistem Tahun Pembebasan (Jubileum/Yobel)

Pandangan mengenai penyediaan dan persiapan untuk hari Sabat, mencakup keseluruhan masa waktu Tahun Pembebasan dan bahkan juga mencakup panen tiga tahun sebelum Sabat ke tujuh dari Jubileum/Yobel. Pada tahun itu Tuhan memberikan kecukupan untuk kedua Tahun Kudus berikutnya.

 

Imamat 25:18-22 Demikianlah kamu harus melakukan ketetapanKu dan tetap berpegang pada peraturanKu serta melakukannya, maka kamu akan diam di tanahmu dengan aman tenteram. 19 Tanah itu akan memberi hasilnya, dan kamu akan makan sampai kenyang dan diam di sana dengan aman tenteram. 20 Apabila kamu bertanya: Apakah yang akan kami makan dalam tahun yang ke tujuh itu, bukankah kami tidak boleh menabur dan tidak boleh mengumpulkan hasil tanah kami? 21 Maka Aku akan memerintahkan berkatKu kepadamu dalam tahun yang ke enam, supaya diberiknya hasil untuk tiga tahun. 22 Dalam tahun yang ke delapan kamu akan menabur, tetapi kamu akan makan dari hasil yang lama sampai kepada tahun yang ke sembilan, sampai masuk hasilnya, kamu akan memakan yang lama.

 

Proses ini terjadi setiap putaran tujuh tahun padda tahun ke enam dan sebuah porsi (takaran) ganda diberikan namun pada tahun ke enam sebelum Yobel kita melihat bahwa panen tiga tahun dijanjikan. Pada tahun Yobel, yang disini dinamakan tahun ke delapan dalam putaran, penanaman (penaburan) diizinkan setelah Penebusan untuk panen dari Paskah pada tahun ke sembilan.

 

Tuhan menabur berkat jasmani bagi Israel manakala mereka mematuhi perintahNya. Ia memberkati Israel rohani yang melangkah dalam jalanNya dengan pengetahuan dan pemahaman yang lebih luas, dan kuasa di dalam Roh Kudus.

 

Jama’ah dalam Nubuatan

Hari Persiapan memandang ke hadapan kepada kedatangan Sang Mesias.

 

Alkitab menyatakan pada kita bahwa sistem milenia pemerintahan Yesus Kristus dan para orang kudus adalah selama seribu tahun. Periode ini akan datang pada akhir dari periode enam ribu tahun pemerintahan illah dunia ini (selanjutnya lihat 2Korintus 4:4).

 

Wahyu 20:1-6 Lalu aku melihat seorang malaikat turun dari surga memegang anak kunci jurang maut dan suatu rantai besar di tangannya; 2 ia menangkap naga, si ular tua itu, yaitu Iblis dan Satan. Dan ia mengikatnya seribu tahun lamanya, 3 lalu melemparkannya ke dalam jurang maut, dan menutup jurang maut itu dan memeteraikannya di atasnya, supaya ia jangan lagi menyesatkan bangsa-bangsa, sebelum berakhir masa seribu tahun itu; kemudian dari pada itu ia akan dilepaskan untuk sedikit waktu lamanya. 4 Lalu aku melihat takhta-takhta dan orang-orang yang duduk di atasnya; kepada mereka diserahkan kuasa untuk menghakimi. Aku juga melihat jiwa-jiwa mereka, yang telah dipenggal kepalanya karena kesaksian tentang Yesus dan karena firman Allah; yang tidak menyembah binatang itu dan patungnya dan yang tidak juga menerima tandanya pada dahi dan tangan mereka; dan mereka hidup kembali dan memerintah sebagai raja bersama-sama dengan Kristus untuk masa seribu tahun. 5 Tetapi orang-orang mati yang lain tidak bangkit sebelum akhir masa yang seribu tahun itu. Inilah kebangkitan pertama. 6 Berbahagia dan kuduslah ia, yang mendapat bagian dalam kebangkitan pertama itu. Kematian yang ke dua tidak berkuasa lagi atas mereka, tetapi mereka akan menjadi imam-imam Allah dan Kristus, dan mereka akan memerintah sebagai raja bersama-sama dengan Dia, seribu tahun lamanya.

Secara profetik periode seribu tahun ini disamakan dengan hari saat Yesus Kristus beristirahat dan dituangkan ke dalam tiap minggu sebagai hari Sabat.

 

Petrus menyatakan pada kita bahwa satu hari adalah seribu hari di hadapan Tuhan (2Petrus 3:8).

2Petrus 3:8 Akan tetapi, saudara-saudaraku yang kekasih, yang satu ini tidak boleh kamu lupakan, yaitu, bahwa di hadapan Tuhan satu hari sama seperti seribu tahun dan seribu tahun sama seperti satu hari.

Karena itu dalam pengertian ini, periode lepas siang hari pada hari persiapan, yang digunakan untuk mempersiapkan diri menghadapi Sabat, pada hakikatnya adalah periode akhir dari enam ribu tahun persiapan untuk dan kedatangan sang Mesias. Dalam periode nubuatan ini kita akan melihat penyerahan planit ini pada Mesias, sebelum dimulainya Milenia sebagai ‘istirahat Sabat Tuhan di dalam Yesus Kristus’.

 

Inilah yaum al Juma’ah, yang telah menjadi hal yang amat utama bagi Islam. Mereka telah kehilangan keterkaitannya dengan hari Sabat dan tempatnya dalam nubuatan, dan terpisah daripadanya, dan menaruhnya lebih tinggi dari hari Sabat, yang bertentangan dengan hukum Tuhan.

 

Mereka memulai periode ini dengan sebuah pembacaan istimewa kitab suci, di tengah hari pada hari yang ke enam dalam minggu di masjid, dimana bagi kaum pria adalah wajib untuk hadir.

 

Pada pembacaan kitab suci ini sebuah khotbah khusus mendahului pelaksanaan shalat atau doa yang terdiri dari dua roka’at atau sujud. Pelaksanaan sujud sebanyak dua kali pada awalnya dikhususkan oleh Muhammad untuk hari Sabat dan bukan untuk hari ke enam atau hari Jum’at (lihat juga makalah Sabat di dalam Qur’an (No. 274).

 

Adanya shalat khusus pada hari ke enam dinyatakan diawali dari saat Muhammad berada di Madinah, tetapi perubahan ini sebenarnya terjadi jauh sesudah saat itu (lihat The Encyclopedia of Religion and Ethics (ERE) Jilid 10 hal. 893).

 

Qur’an dalam Surah 62 Jum’at (Jemaat) mewajibkan pelaksanaan hal ini dalam agama Islam. Isi Qur’an menyatakan bahwa pada saat umat Islam dipanggil untuk menghadiri shalat Jum’at, mereka harus segera mengingat Tuhan mereka dan berhenti berdagang. Ini merupakan suatu referensi terhadadp fakta bahwa pada hari Jum’at selepas tengah hari semua perdagangan harus dihentikan dan dimulai persiapan untuk Sabat. Para pemuka agama Islam di hari kemudian yang licik kemudian mengarahkan hal ini untuk hari Jum’at selepas tengah hari saja dan meninggalkan perayaan Sabat.

 

Kekristenan menggantikkan Sabat hari ketujuh dan  membuat hari pertama dalam tiap minggu (dikenal sebagai hari Minggu) sebagai Sabat mereka, yang diprakarsai oleh Zoroaster di Persia pada abad ke delapan sebelum masehi (BCE).

 

Muhammad memperingatkan mereka dengan jelas di dalam Surah 62:5 bahwa mereka yang mempunyai tanggung-jawab atas Taurat namun menolak melakukan apa yang tertera di dalamnya adalah seperi keledai yang dibebani buku. Sekalipun telah ada peringatan tersebut, umat Islam penganut Hadits mengenyampingkan Taurat dan Sabat yang terkandung di dalamnya. Mereka tidak menuruti apa yang ditentukan nabi Muhammad dan tetap melakukan perdagangan, tidak hanya pada hari yang ke enam, yang mereka sebut Jum’at, tetapi juga pada hari Sabat, yang sebenarnya dicoba dipertahankan oleh nabi Muhammad. Muhammad menyatakan ini di dalam pasal 62:11 segera setelah mereka melihat barang dagangan atau acara hiburan, mereka segera menghampirinya dan meninggalkan dia (anda) seorang diri. Dawood menyatakan bahwa yang dimaksud dengan kata “(anda)” disini adalah Muhammad, tetapi hal itu sebenarnya hanya karena tujuan mereka akan gagal bila mereka mengakui bahwa kata “(anda)” disini sebenarnya adalah menyebut sang Mesias dan lingkup kerohanian. Tulisan ini pada kenyataannya adalah pengulangan dari apa yang diucapkan nabi Amos dalam Amos 8:5.

 

Amos 8:4-6 Dengarlah ini, kamu yang menginjak-injak orang miskin, dan yang membinasakan orang sengsara di negeri ini 5 dan berpikir: “Bilakah bulan baru berlalu, supaya kita boleh menjual gandum dan bilakah hari Sabat berlalu, supaya kita boleh menawarkan terigu dengan mengecilkan efa, membesarkan syikal, berbuat curang dengan neraca palsu, 6 supaya kita membeli orang lemah karena uang dan orang yang miskin karena sepasang kasut; dan menjual terigu rosokan?

 

Adalah jelas bahwa ia menujukan perkataan itu pada kaum Yahudi dan perdagangan yang mereka lakukan. Tak mungkin tidak, yang ia maksudkan adalah periode Persiapan lengkap untuk Sabat dan Sabat itu sendiri. Apabila ada yang mengatakan bahwa Muhammad menetapkan hari Jum’at selepas tengah hari yang sekarang disebut Jum’at, untuk  menggantikan Sabat, tapi di sisi lain ia meninggikan Taurat dan Injil dalam teks yang sama, maka itu adalah perkataan yang tidak masuk akal. Periode persiapan untuk Sabat yang sekarang dikenal sebagai Jum’at merupakan sesuatu yang terkandung di dalam Taurat seperti yang kita lihat di atas. Semua orang harus diberi waktu untuk bersedia bagi hari Sabat, yang merupakan hari jema’ah yang sebenar atau yaum al Juma’ah.

 

Adalah suatu fakta bahwa berkumpulnya umat pada hari Jum’at selepas tengah hari sudah berlangsung lama sebelum kehidupan Muhammad dan dikatakan bahwa bahwa nama hari Jum’at tersebut diberikan oleh salah satu nenek-moyang Muhammad (lihat ERE seperti tersebut di atas, hal. 894).

 

Istilah jum’at digunakan sebagai pengganti dari istilah al ‘arubah yang digunakan dalam Talmud sebagai sebutan untuk puncak persiapan untuk Sabat (lihat di atas). Demikianlah para umat Islam pengguna Hadits akhirnya mengubah penekanan dan persiapan menghadapi Sabat menjadi sebuah sistem penyembahan tersendiri, yang tidak diperkirakan akan terjadi dan tidak dipersetujui, baik oleh Muhammad maupun dalam Qur’an. Kekristenan berpindah daripada Sabat kepada hari Minggu dengan menggunakan pertimbangan serupa.

 

Sale mencantumkan pernyataan yang meng-klaim bahwa Muhammad berusaha untuk mengesampingkan Sabat, yang jelas-jelas tidak mempunyai dasar dalam Alkitab, bahwa:

 

Musa sendiri berkeinginan untuk mengkhususkan hari Jum’at sebagai hari kudus, tetapi umat Yahudi berkeras untuk memilih hari Sabat, karena pada hari itulah Tuhan beristirahat dari karya penciptaan, ‘dan itu sebabnya mereka diperintahkan untuk menguduskan hari yang telah mereka pilih dengan tanpa cacat.’ (ERE, seperti tersebut di atas).

 

Pandangan yang menggelikan ini membuat Tuhan, Hukum-hukumNya, dan Malaikat Hadirat Tuhan di Sinai sama sekali tak mempunyai tempat dalam seluruh peristiwa. Pernyataan tersebut bertentangan dengan perkataan nabi agama Islam sendiri di dalam Qur’an dan secara sekaligus anti-Islam dan anti-Kristen. Pemikiran yang menyimpang ini diikuti dengan pandangan yang lebih menggelikan lagi bahwa karena suatu sebab yang tak diketahui, Sabat terhilang dan hari Jum’at adalah hari Sabat yang sebenarnya yang terhilang dari umat Yahudi, oleh sebab kemerosotan sang matahari dalam sejarah Israel.

 

Muhammad menyatakan mengenai Sabat di dalam Surah 4 Wanita, yang ditulis kepada bangsa Yahudi sebagai umat Firman Tuhan dan kepada kaum Trinitarian sebagai nubuatan dari Tuhan.

Tetapi Tuhan telah mengutuk mereka karena ketidak-patuhan mereka; dan karena itu hanya beberapa dari antara mereka yang dapat percaya, oh kalian, kepada siapa Taurat telah diberikan, percaya pada wahyu yang telah kami kirimkan ke bumi, menggenapi apa yang telah ada padamu; sebelum kami menghapuskan wajahmu, dan menyatakan mereka sebagai yang terbelakang, atau mengutuk mereka, seperti kami mengutuk mereka yang melakukan pelanggaran pada hari Sabat; dan perintah Tuhan terpenuhi. Tentunya Tuhan tidak akan mengampuni bila ada yang dipersamakan denganNya, tapi akan mengampuni dosa yang lain … (Sale, The Koran, London, F. Warne and Co, hal. 59).

 

Tulisan yang amat jelas ini ditujukan kepada orang-orang yang menganut Trinitarianisme. Dalam hal menyangkut pelanggaran Sabat, telah diterjemahkan olah Arberry menjadi ‘mengutuk mereka seperti kami mengutuk orang-orang Sabat’ telah menutupi arah kutukan yang sebenarnya yaitu pelanggaran Sabat mereka (A. J. Arberry, The Koran Interpreted, Oxford, 1964). Dawood menunjukkan bahwa kutukan itu sebenarnya secara spesifik ditujukan bagi para pelanggar Sabat (N. J. Dawood, The Koran, Penguin 1983 hal. 371). Nampaknya ada suatu maksud terselubung untuk dengan sengaja mencegah pemahaman terhadap Sabat, baik dalam Islam maupun Kekristenan.

 

Dalam kaitannya dengan konsep perhentian Sabat setelah penciptaan, Muhammad dengan jelas mengatakan bahwa Tuhan kemudian (setelah kerja penciptaan) menduduki takhta surgawi (Surah 7:52; 10:4; 32:4-5).

 

Surah 50:15,38 menunjukkan bahwa hal itu tidak berkaitan dengan kelelahan. Tuhan beristirahat sekedar karena Ia menghendakinya.

 

Penekanan terhadap Hari ke Enam atau Jum’at muncul dari Mishkat ul Masabih, yang dikatakan telah diperintahkan oleh sang nabi (Buku 4, pasal 14, 43) (lihat juga. ERE di atas).

 

Goldziher berpendapat bahwa pengaruh bangsa Parsi mungkin telah berperan dalam penolakan terhadap Sabat dan Margoliouth (ERE, tersebut di atas) berpendapat bahwa jika memang demikian maka pemikiran Babilon yang berkuasa atas Arabia mungkin juga telah berperan. Akan tetapi kesemuanya dengan jelas menunjukkan bahwa Qur’an mendukung Sabat dan Taurat.

 

Maksud eskatologi dari periode persiapan al ‘arubah, yang sekarang disebut Jum’at dalam Islam, berkaitan dengan kebangkitan kembali yang disebut dalam Surah 62:6-8.

 

Secara Alkitabiah, periode ini berkaitan dengan Akhir Jaman dan proses hingga munculnya Mesias dan penaklukkan bangsa-bangsa. Ini mempunyai arti penting yang sama dalam hari-hari setiap minggu, sebagaimana juga dalam periode mulai perayaan Sangkakala hingga Hari Pembebasan, untuk periode perayaan tahunan.

 

Semua otoritas Islam berkewajiban, sejak lepas tengah hari pada hari yang ke enam hingga akhir hari yang ke tujuh atau Sabat, tiap-tiap miinggu, untuk memberikan periode bebas dari pekerjaan bagi semua orang yang menjadi tanggung-jawabnya. Bila tidak dipatuhi maka dapat dijatuhi hukuman di dalam kebangkitan kembali, sebab mereka melanggar ajaran Taurat maupun Qur’an.

 

Kesimpulan

Kita berkewajiban untuk mempersiapkan diri menghadapi Sabat pada hari yang ke enam. Melalui persiapan yang memadai kita akan dimampukan untuk turut serta dalam perhentian Sabat Tuhan dan kita dimungkinkan untuk menjaga agar Sabat tetap kudus. Manakala Bapa kita memberikan perintah untuk Hari PersiapanNya, dan untuk Sabat, Ia telah membuka jalan bagi kita untuk mengikutiNya. Jika kita mematuhi perintahNya dan, pada hari Sabat tidak mengejar “kesenangan” pribadi kita (yang tidak termasuk hal bekera); kita dapat belajar mengenai satu-satunya Tuhan yang sejati dan Yesus Kristusnya, yang adalah kehidupan kekal (Yohanes 17:3).

 

Bila kita menggunakan hari persiapan, menanti-nantikan Sabat sebagai sebuah waktu bersama-sama dengan Tuhan dan menjauhi dunia, kita akan lebih dapat untuk mengesampingkan segala kekhawatiran kita, dan kekhawatiran yang berlebihan, mengenai hal-hal duniawi, bila Sabat akhirnya datang. Saat kita berkumpul bersama pada hari Sabat dan diajarkan oleh Firman Tuhan, seperti Maria, kita telah “memilih bagian yang terbaik.”

 

Lukas 10:38-42 Ketika Yesus dan murid-muridNya dalam perjalanan, tibalah Ia di sebuah kampung. Seorang perempuan yang mernama Marta menerima Dia di rumahnya. 39 Perempuan itu mempunyai seorang saudara yang bernama Maria. Maria ini duduk dekat kaki Tuhan dan terus mendengarkan perkataanNya, 40 sedang Marta sibuk sekali melayani. Ia mendekati Yesus dan berkata: “Tuhan, tidakkah Engkau peduli, bahwa saudaraku membiarkan aku melayani seorang diri? Suruhlah dia membantu aku.” 41 Tetapi Tuhan menjawabnya: “Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara, 42 tetapi hanya satu saja yang perlu: Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil daripadanya.”

 

Dengan persiapan yang memadai, kita akan dapat turut bergabung dalam Sabat dan untuk bertumbuh dalam kasih karunia dan pengetahuan akan Tuhan, dalam kuasa Roh Kudus.

 

q